banner blog aing

Rabu, 04 Juli 2012

Eksistensi Tuhan Saint Anselmus


Banyak dari pemikirannya dipengaruhi oleh St. Augustin. Dia berpendapat bahwa Iman bisa dijelaskan oleh akal dan kedudukan Imam lebih tinggi dari pada akal. Mengenai eksistensi Tuhan, dia berpandangan bahwa Tuhan merupakan sumber eksistensi, artinya apa yang ada di dunia ini disebabkan adanya eksistensi Tuhan. Apabila Tuhan tidak ada, maka alam ini pun tidak ada. Selain bereksistensi, Tuhan juga merupakan sebagai sumber kebenaran. Dalam mengartikan kebebasan, Anselmus mendefinikan bahwa kebebasan adalah kemampuan manusia untuk berbuat baik. Tuhan terbebas dari ruang dan waktu serta memiliki sifat yang absolut. Sedangkan manusia berada di dalam ruang dan waktu. Karenanya Tuhan tidak terbatas dalam kebebasan dan selalu berbuat baik, sedangkan manusia terbatas dalam kebebasan dan akan memunculkan perbuatan jahat dan baik. Dosa adalah ketidakmampuan manusia mempertahankan kebebasanya. Ia berusaha merasionalkan kepercayaan dan dogma – dogma agama Kristen da akal harus tunduk pada agama.
Mengenai masalah dalam teologi, Anselmus menggunakan argumen kosmologis untuk membuktikan adanya Tuhan. Secara deduktif, ia membuktikan adanya Tuhan yang bertitik tolak dari konsep tentang Tuhan. Teori tentang penebusan dosa diakibatkan dari konflik keadilan dan rahmat Tuhan. Adapun kebenaran Tuhan, ajaran Trinitas, dan Roh Kudus berada di luar penjelasan. Eksistensi Tuhan dapat dipertahankan secara rasional, dan ia menemukan dalil – dalilnya sendiri yang bisa disebut ontologis disamping dalil kosmologis. Ia mendefinisikan Tuhan sebagai sesuatu yang tak terpikirkan ada hal lain yang melebihi keagungannya (aliquid quo nihil maius cogitari possit). Karena menyiratkan bahwa Tuhan bisa menjadi objek pikiran, definisi ini berimplikasi bahwa Tuhan bisa dikonsepsikan dan dipahami oleh pikiran manusia. Anselmus berpendapat bahwa sesuatu ini pasti ada, karena bereksistensi lebih sempurna atau lengkap dari pada non-eksistensi dan wujud sempurna itu haruslah bereksistensi, kalau tidak maka dia akan menjadi tidak sempurna.
Anselmus beranggapan bahwa tanpa pemahaman rasional, keyakinan tidak dapat bertahan. Tidak ada jurang lebar antara akal dan keyakinan, analisis filosofis menjelaskan doktrin dan doktrin menberi isi yang melengkapi dan memenuhi penyelidikan filosofis.
Dalam bukunya On Freedom of Choice, Anselmus mendifinisikan kebebasan memilih dengan kemampuan untuk mempertahankan kelurusan dari kehendak itu sendiri. Kemampuan untuk berbuat dosa tidak termasuk ke dalam definisi yang esensial dari kebebasan memilih. Dalam The Fall of Satan, dia mengataka bahwa Tuhan menerima kehendak jahat dengan tidak melarangnya ketika Ia dapat melakukan pelanggaran itu... Tuhan sendiri tidak memilih melakukan kejahatan, dan Ia tidak merestui perbutan jahat, tetapi Ia mungkin menerima kehendak jahat dalam arti membiarkan kehendak itu terjadi dengan cara ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More